Ketika itu 4 temanku dengan gagahnya maju ke depan kelas. Dengan
siapnya, mereka mengeluarkan contekan mereka. Contekan untuk menjawab semua
pertanyaan tentang suatu penjelasan agama mereka yaitu Kristen Protestan. Dari 36
anak dikelasku, mayoritasnya beragama Katolik, dan teman-temanku sudah
menyiapkan banyak pertanyaan bagi mereka, yang sudah ada di depan kelas
Mereka membacakan
pertanyaan-pertanyaan dengan asyiknya, pertanyaannya memang sungguh banyak. Dan
dengan kepolosannya mereka menjawab suatu pertanyaan. Pertanyaan tentang 3
pokok yang utama dalam Kristen yaitu Sola Fide, Sola Scriptura, Sola Gracia.
Pikiranku melayang, bahwa prinsip itu hampir sama dengan iman, kasih, dan
pengharapan. Namun, agama kita diperkaya dengan Credo, suatu ungkapan iman
paling pokok.
Aku membayangkan bahwa Yesus tidak
membedakan agama-agama. Hanya buah dari interpretasi yang berbeda, pikirku
dalam hati. Ya, memang persis seperti yang dikatakan di dalam buku Anthony De
Mello, SJ. Bahwa ketika tim dari kubu Katolik dan kubu Kristen bermain suatu
rugby, dan Yesus sedang menonton mereka. Ia tidak juga memberi dukungan baik
satu kubu, namun ia hanya menikmati
permainan.
Untungnya, sudah ada konsili Vatikan
II. Konsili Vatikan II, memberi penegasan bahwa Kristen adalah saudara kita.
Saudara di dalam Kristus, Amigos en el Senyor. Toh, sekarang Katolik dan
Kristen sudah berdampingan khususnya di Indonesia.
Sekarang saatnya menatap ke depan,
dingin ac di ruang kelas memang tidak tertahankan lagi dengan menggosok-gosokan
tangan, aku mulai menganggukan kepala, tanda bahwa aku mengerti penjelasan
mereka. Penjelasan mereka panjang dan disertai dengan pedoman utama agama
mereka yaitu Scriptura, Kitab Suci. Persis seperti pedoman mereka yaitu Sola
Scriptura.
Aku mulai mengerti dibawah terang
lampu di ruang kelas. Bahwa sudut pandang untuk menentukan tata cara ibadah.
Syukur bahwa KWI dan PGI (Konferensi Waligereja Indonesia, dan Persekutuan
Gereja Indonesia) selalu membuat event bersama untuk kebaikan umat Allah yang
berbeda cara ibadahnya.
Belpun berbunyi. Kadang, kita harus
mengerti saudara tua kita yaitu umat Allah sendiri. Kita bisa mengembangkan
kehidupan rohani ini. Aku menutup buku dan melanjutkannya dengan istirahat.
No comments:
Post a Comment